Jumat, 14 Oktober 2011
Cangkok Kornea
Selasa, 20 September 2011
Zana Darryl Andara-ku…
Sekarang sudah duduk di kelas 1 SMP, anak mama sudah besar, sudah ABG. Sudah mulai repot dengan banyak hal, mulai dari gaya berpakaian, gaya rambut, perilaku sampai soal SM*SH yang selalu bikin dia histeris gak karuan, hehehe. Mama juga mulai tambah cerewet…makin banyak larangan, makin banyak aturan, makin banyak cerewetnya yang bikin kakak Darryl bĂȘte. Yaaa….mau gimana lagi dong, kak? Namanya juga emak-emak…gitu kata kakak tiap kali mama cerewetin.
Sekolah baru kakak pun butuh adaptasi dengan kakak yaa, begitu juga sebaliknya. Mengingat waktu SD mama harus repot menginformasikan soal penyakit kakak ke setiap guru pengajarnya. Di sekolah Dasar jauh lebih mudah menginformasikan semuanya, karena gurunya kan Cuma satu ya…tapi setelah masuk SMP, mama agak bingung, paling tidak mama harus kasih informasi ke Wali Kelas kakak dan semoga ibu wali kelas bisa menginformasikan ke semua guru yang mengajar kakak ya…
Pihak sekolah pun agak stress hadapi kakak, apalagi kalau kakak punya keluhan, langsung di pulangkan. Kemarin waktu kakak mengeluh sakit, mama langsung di telp pihak sekolah, suruh jemput kakak, kelihatannya buat orang lain sepele sih, mata kelilipan…tapi kalau kakak yang kelilipan bisa nangis tersedu-sedu, karena satu-satunya cara supaya kelilipannya hilang ya Cuma memejamkan mata alias tiduurrr, gak boleh di sentuh apalagi di kucek-kucek. Alhamdulillah, ibu guru merespon keluhan kakak dengan cepat, terima kasih, bu guru…
Sebetulnya kakak selalu ingin ikut setiap aktifitas sekolah, tapi mama agak parno. Waktu kasih izin ikut ekskul basket aja, mama rasanya beraattt banget menanda tangani surat izin. Mama takut mata kakak kena bola, mama takut mata kakak ke sikut, mama takuut…kakak…aaahh, pokoknya serba takut deehh. Kakak sempat marah sama mama, ngotot tetap mau ikut ekskul basket. Tapi diam-diam mama mau ngomong sama Pembina ekskulnya, supaya kakak jadi anak bawang aja, hehehe…maafin mama ya…
Jadwal operasi berikutnya masih belum jelas. Mama juga belum jalanin perintah dokter Johan untuk temuin Pak Anip di Bank Mata Indonesia. Mama dah coba Tanya ke Ms. Natasja yang tolong kakak untuk dapat iris mata kanan kemarin. Tapi kelihatannya Ms. Natasja masih cuti melahirkan dan penggantinya Mr Erwin belum memberikan jawaban untuk pertanyaan mama soal kornea kakak. Mudah-mudahan dalam minggu ini ada respon dari mereka.
Kita sama-sama berdoa ya, kak…
Kembali berharap dan yakin bahwa Allah SWT tetap akan memberikan kemudahan buat kakak, seperti sebelum-sebelumnya. Amin.
Selasa, 12 Juli 2011
I feel so lucky...
Selama ini aku meyakini, bahwa aku bukanlah orang yang “Beruntung”. Sejak kecil tiap kali harus berhadapan dengan hal-hal yang berhubungan dengan keberuntungan, aku tak pernah beruntung. Permainan undian yang mengandalkan keberuntungan, aku selalu tak pernah beruntung. Door Prize yang juga mengandalkan keberuntungan…aku pun tak pernah beruntung, apapun itu yang berhubungan dengan keberuntungan, aku selalu merasa tak akan beruntung setiap kali memulainya.
Tapi hari ini…kusadari banyak hal…bahwa aku adalah orang yang paling beruntung di dunia. Sejak aku melahirkan anak-anakku ke dunia, membesarkan mereka dengan begitu banyak perjuangan dan cara yang luar biasa, aku merasa menjadi manusia paling beruntung di dunia. Allah memberiku seorang putri yang terlahir dengan segala kekurangannya, perjuanganku untuk menjadikannya sempurna dari kekurangannya itu, membuatku merasa menjadi ibu yang paling beruntung di dunia. Bagaimana tidak…semua hal yang kudapatkan untuk memperjuangkan itu semua adalah “Keberuntungan”, keajaiban-keajaiban yang ku dapatkan untuk memperjuangkan itu semua, adalah “Keberuntungan”, kemudahan yang di berikan Allah untukku dan anak-anakku adalah “Keberuntungan”, yang membuatku harus merasa bersyukur menjadi manusia paling “beruntung”.
Hari ini…sekali lagi aku merasa beruntung…
Dengan segala kekuranganku, keterbatasanku sebagai manusia, sebagai ibu, sebagai kawan, sahabat bagi seseorang…aku benar-benar di berikan keberuntungan yang luar biasa, beruntung memiliki begitu banyak orang yang mencintai dan mempercayaiku. Sehingga, rasa cinta dan percaya yang luar biasa dari orang-orang yang dekat denganku, membuatku bisa menolong orang lain, walaupun bukan dengan tanganku sendiri.
Hari ini aku berhasil mendapatkan orang tua asuh bagi Aldi, putra dari temanku, yang karena keterbatasannya sang ibu belum bisa mendaftarkannya ke sekolah lanjutan pertama. Sementara teman-teman seusianya sudah mulai bersekolah sejak hari senin lalu. Aku tidak berdaya saat mendengar keluhannya dari mama, secara materi aku tidak bisa membantunya. Ide itu tiba-tiba muncul di kepalaku, aku coba mengontak salah satu teman yang hanya ku kenal melalui telp, karena sekalipun kami sering berhubungan tapi tidak sekali pun aku pernah bertemu dengannya. Subhanallah, Allah memang selalu punya cara luar biasa untuk memberikan solusi atas tiap masalah yang di miliki manusia. Orang yang kuhubungi itu, langsung mengiyakan, menyetujui, bahkan sangat antusias membantu dan meresponnya dengan cepat. Aku bahkan sempat berpikir bahwa Allah mengirim malaikatnya untuk menolong Aldi. Aku pun merasa beruntung bisa mewujudkan keinginan Aldi untuk melanjutkan sekolah.
Semoga Allah senantiasa memberikan keberuntungan itu untukku…Alhamdulillah…dengan segala keterbatasan, aku di tolong dan bisa menolong karena cinta, kepercayaan dan keberuntungan yang di berikan Allah SWT, seperti yang Allah selalu berikan untuk anak-anakku…
Jumat, 08 Juli 2011
Operasi Ke-3
Kamis, 26 Mei 2011
Rabu, 25 Mei 2011
Thank you, Dokter...
Senin, 23 Mei 2011
Back to RSCM...Operation part 3 :)
Selasa, 10 Mei 2011
Senin, 09 Mei 2011
Sabtu, 07 Mei 2011
Renungan Tentang Cinta...
Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan yang hangat yang muncul ketika saya bersender di bahunya yang bidang. Tiga tahun dalam masa kenalan dan bercumbu, sampai sekarang, dua tahun dalam masa pernikahan, saya harus mengakui, bahwa saya mulai merasa lelah dengan semua ini. Alasan-alasan saya mencintainya pada waktu dulu, telah berubah menjadi sesuatu yang melelahkan. Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif dan berperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak kecil yang menginginkan permen. Dan suami saya bertolak belakang dari saya, rasa sensitifnya kurang, dan ketidakmampuannya untuk menciptakan suasana yang romantis di dalam pernikahan kami telah mematahkan harapan saya tentang cinta.
Suatu hari, akhirnya saya memutuskan untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, yaitu saya menginginkan perceraian.
"Mengapa?", dia bertanya dengan terkejut.
"Saya lelah, terlalu banyak alasan yang ada di dunia ini," jawab saya.
Dia terdiam dan termenung sepanjang malam dengan rokok yang tidak putus-putusnya. Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang saya bisa harapkan darinya? Dan akhirnya dia bertanya, " Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?"
Seseorang berkata, mengubah kepribadian orang lain sangatlah sulit dan itu benar, saya pikir, saya mulai kehilangan kepercayaan bahwa saya bisa mengubah pribadinya. Saya menatap dalam-dalam matanya dan menjawab dengan pelan, " Saya punya pertanyaan untukmu, jika kamu dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah pikiran saya. Seandainya katakanlah saya menyukai setangkai bunga yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan melakukannya untuk saya?"
Dia berkata, "Saya akan memberikan jawabannya besok."
Hati saya langsung gundah mendengar responnya. Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya melihat selembar kertas dengan coret-coretan tangannya di bawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan....
"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya."
Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya. Saya melanjutkan untuk membacanya kembali.
"Kamu hanya bisa mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program di PC-nya dan akhirnya menangis di depan monitor, saya harus memberikan jari-jari saya supaya saya bisa menolong untuk memperbaiki programnya."
"Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa masuk mendobrak rumah, membukakan pintu untukmu."
"Kamu suka jalan-jalan ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi, saya harus memberikan mata saya untuk mengarahkanmu."
"Kamu selalu pegal-pegal pada waktu "teman baikmu" datang setiap bulannya, saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal."
"Kamu senang diam didalam rumah, dan saya kuatir kamu akan jadi "aneh". Saya harus memberikan mulut saya untuk menceritakan lelucon-lelucon dan cerita-cerita untuk menyembuhkan kebosananmu."
"Kamu selalu menatap komputermu dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, saya harus menjaga mata saya sehingga ketika nanti kita tua, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu."
"Saya akan memegang tanganmu, menelusuri pantai, menikmati sinar matahari dan pasir yang indah, menceritakan warna-warna bunga kepadamu yang bersinar seperti wajah cantikmu. Juga sayangku, saya begitu yakin ada banyak orang yang mencintaimu lebih dari saya mencintaimu. Saya tidak akan mengambil bunga itu lalu mati."
Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur dan saya membaca kembali.
"Dan sekarang sayangku, kamu telah selasai membaca jawaban saya, jika kamu puas dengan semua jawaban ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri disana dengan susu segar dan roti kesukaanmu."
Saya segera membuka pintu dan melihat wajahnya yang penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti. Oh, saya percaya, tidak ada orang yang pernah mencintai saya seperti yang dia lakukan dan mengetahui saya harus melupakan "bunga" itu sendiri.
Itulah hidup, atau boleh dikatakan, cinta, ketika seseorang dikelilingi dengan cinta, kemudian perasaan itu mulai berangsur-angsur hilang dan ketika kita mengabaikan cinta sejati yang berada diantara kedamaian dan kesepian. Cinta menunjukkan berbagai macam bentuknya, bahkan dalam bentuk yang sangat kecil dan dangkal, atau bahkan tidak punya bentuk, bisa juga dalam bentuk yang tidak ingin kita ketahui. Bunga, saat-saat yang romantis hanyalah bentuk awal dari hubungan.
Written by candewi
Jumat, 06 Mei 2011
Thankful
God is merciful, God provides sustenance that has no end for me every day, I should be thankful for all that.
There is no need to worry about anything, because God would give all that we need ...!
Rabu, 04 Mei 2011
Beautiful Morning...
Minggu, 01 Mei 2011
Aku hanya untukmu...Zana Darryl & Valentino Rossi
Seberapa kaya kah hati kita??
Ini sebuah perjalanan hidup…Naik turunnya tak bisa di perhitungkan, tak bisa di kira. Hari ini aku mendapatkan suatu pelajaran lagi yang sangat berharga, bahwa menjaga hati orang lain itu penting. Kadang kita lupa bahwa setiap kata yang terucap dari bibir kita bisa merubah hati setiap orang yang mendengarnya. Apakah kata-kata itu akan membuat senang atau bahkan sebaliknya…Sering kali kita melemparnya sebagai gurauan tapi ternyata justru melukai hati yang mendengarnya. Hari ini, aku tahu bagaimana harus bersikap ketika sebuah kata yang bermaksud gurauan justru melukai hatiku. Sayangnya, kata-kata itu justru keluar dari mulut orang yang begitu dekat denganku. Aku membesarkan hatiku untuk berpikir positif bahwa semua itu Cuma gurauan tapi tetap saja…rasanya sakit mengena di hati. Duuuhhh….
Harkat, derajat dan martabat seseorang tidak menjadikan orang itu pandai menjaga hati. Kadang, merasa harkat, derajat dan martabat kita lebih tinggi dari pada orang lain justru membuat kita menyepelekan orang lain. Kaya harta tidak membuat orang menjadi kaya hati…menjaga hatilah yang terpenting, merunduk tanpa pandang siapa yang berada di hadapan kita, tanpa mengukur seberapa tinggi harkat dan martabatnya. Karena tak ada yang tahu, seberapa tinggi harkat, derajat dan martabat kita di hadapan Tuhan.